Wednesday, May 23, 2007

DERITA HATI

Aku menagis dalam kesendirian

Tak ada seorangpun kawan

Apakan …. Mungkin?

Janji itu telah teringkari

Kuterduduk sendiri …

Bahkan alam pun tak menemani

Semua sepi tak berpenghuni

Kuberharap semua mimpi

Hanya diam saja…

Tak mengeluarkan suara

Tak ada burung berkicau

Angin pun tak melewati

Ku sadar … ku tak melihat

Ku tak bisa mendengar

Tak suara-suara semua sunyi

Pemadangan indah tak kupandangi

Ku coba yakini hati

Bahwa semua ini mimpi

Namun semua harus kulewati

Dengan ketabahan hati.


Adestia, S

BELAJAR

Tangan menggenggam pena

Menulis satuan angka

Diisi tersedia jangka

Untuk membentuk suatu lingkaran

T’lah banyak ku tulis

Angka-angka yang manis

Ku menatap penghapus

Yang berada dekat penggaris

Bibir membisu

Tangan menulis

Otak berfikir

Mata memperhatikan

Seseorang yang berada didepan sana

Yang sedang menjelaskan.


Adestia S

Maafkan

Jeritan dan permohonan

Serta air mata yang bercucuran

Menambah semua kepedihan

Saat diri – nya memberi cobaan

Mengapa harus ada bencana

Karna itu menyakitkan

Mengapa bahagia tak menghampiri

Disaat kepedihan datang di kehidupan

Sampai kini ku tegarkan hati

Walau doa tak kau penuhi

Apakah dosaku terlalu besar

Hingga diri – mu tak mau mengampuni

Ku memanggil nama- mu

Tolong, lindungi aku ya, Allah

Kusadar dosaku besar

Aku memohon dalam penyesalan

Maafkan aku ya Allah…..

Kutau semua yang kau beri

Adalah sebuah pembalasan

Dari semua perbuatan

Yang diiringi dengan dosa

Adestia S

JANJI PADA AYAH

Menangis dan tertawa

Telah dilewati bersama

Ku telah berjanji padanya

Hingga maut memisahkan kita

Aku yakin cinta ini abadi

Tak akan terbagi

Dengan pria lain

Cintaku Kan kubawa Sampai nan nanti

Ayah ………

Dirimu begitu sempurna

Tak akan ku lupa

Sampai mata tak bisa terbuka

Ayah ……….

Dirimu telah luruskan jalan ku

Yang menurut mu salah

Agar ku tak menyesal

Aku …..anakmu

Yang mencintai mu

Tak akan ku pergi dari sisi mu

Itu adalah janji ku


Adestia S